Senin, 26 Maret 2012

Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan


"Bermimpilah! Karena Mungkin Sebagian dari Mimpimu adalah Kehidupan Saat Ini"
Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan

Tidak ada yang terjadi, kecuali pada awalnya adalah sebuah mimpi.
Apa yang telah kita dapatkan saat ini bisa jadi tadinya hanyalah sebuah mimpi dimasa lalu yang akhirnya menjadi kenyataan.
Sering kali kita melihat orang yang telah mencapai kesuksesan sebagai orang yang luar biasa. Tapi, cobalah kita bertanya kepada orang tersebut, Apakah Ia merasa luar biasa? Ternyata tidak! Tidak jarang Orang yang kita anggap sebagai orang yang luar biasa ternyata Ia merasa biasa saja. Kenapa? Karena ternyata Ia telah terbiasa dengan aktivitasnya yang kita anggap luar biasa tersebut.
Pada dasarnya semua orang memiliki kemampuan yang sama. Namun, yang membedakan adalah usaha. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’d:11 yang maknanya “Bahwasanya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu berusaha untuk merubahnya”. Satu poin penting yang sering kali kita abaikan yaitu “Usaha” itulah yang perlu kita lakukan.
Karya luar biasa hanya diciptakan oleh orang yang luar biasa, tentunya dengan usaha yang luar biasa pula. Dan setiap orang dapat menjadi luar biasa. Jika orang lain bisa, kenapa kita tidak? Kesuksesan merupakan Sebuah Hak yang harus kita dapatkan. Dan untuk mendapatkannya, kita harus berusaha. Hal apa yang pertama kali harus kita lakukan? Mulailah mimpimu, dan raihlah. Lakukan saat ini juga!
Ada empat resep kesuksesan :
J  Tuliskan dengan jelas mimpimu
J  Rencanakan cara apa saja yang harus dilakukan untuk mencapainya
J  Buatlah targetan beberapa bulan kedepan hal apa yang harus dicapai
J  Ingatlah mimpi itu setiap hari, dan ucapkan pada diri sendiri bahwa
Misalnya:
“saya harus menjadi Seorang Guru”
“saya yakin dapat menjadi Seorang Guru”
“saya pasti bisa menjadi Seorang Guru”
Rencana yang besar tidak akan terjadi apabila hanya dituliskan dalam selembar kertas. Hal terpenting dari rencana tersebut adalah realisasi.
Sukses = Motivasi (Usaha + Kemampuan)
Motivasi sangatlah penting. Karena seringkali kita terpengaruh dan berhenti mewujudkan mimpi karena motivasi yang menurun. Apakah yang menyebabkan motivasi itu menurun? Sebenarnya menurunnya motivasi, dikarenakan menurunnya keimanan. Sehingga apabila motivasi menurun, yang harus dilakukan adalah memperbaiki keimanan. Bisa jadi kata melupakan kewajiban yang harus kita tunaikan.
Semua Usaha akan sia-sia apabila ketika menemui kegagalan kemudian berhenti begitu saja. Thomas Alfa Edison pun baru berhasil menemukan lampu setelah perconaannya yang ke 1000. Coba bayangkan apabila Ia berhenti di percobaan yang ke-999 bisa jadi sekarang kita masih hidup dalam kegelapan. ^_^”
Ketika hendak menyusuri jalan untuk meraih impianmu, jangan lupa untuk Berdo’a dan Bersedekah. Karena berusaha tanpa berdo’a itu Sombong, dan Berdo’a tanpa usaha itu Bohong. Ingatlah bahwa ada campur tangan Allah Swt dalam setiap hal yang terjadi di hidup kita.

                                                Elneza Qathrunnada Rf”

Minggu, 11 Maret 2012

Cara Jitu Mengasah Kepribadian Anak Bangsa


KATA PENGANTAR



Alhamdulillah segala puji bagi Allah S.W.T. Tuhan semesta alam yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada penulis sehingga Gagasan Tertulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, para sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya serta kita selaku umatnya yang setia sampai akhir zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan gagasan tertulis ini, hingga gagasan tertulisini dapat selesai tepat waktu.
Dengan penuh kesadaran bahwa gagasan tertulisini masih jauh dari kesempurnaan atau banyak kekurangannya, penulis mohon saran serta kritik yang membangun agar dalam penyusunan gagasan tertulisselanjutnya dapat lebih baik.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga gagasan tertulisini bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga berdoa semoga amal baik semua pihak diterima sebagai amal sholeh oleh Allah S.W.T.



Tasikmalaya, 5 Maret 2012


     Penulis
CARA JITU MENGASAH KEPRIBADIAN ANAK BANGSA
Resti Budiarti, Ida Widawati dan Elah Nurlaelah Sari
Program Studi S-1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Jl. Dadaha no. 18 Tasikmalaya

Ringkasan

Berbagai kasus korupsi yang melanda negeri kita, Indonesia mencerminkan moral bangsa yang buruk. Apalagi yang melakukan tindakan korupsi tersebut adalah para petinggi negeri yang seharusnya memiliki moral yang tinggi. Dari kasus tersebut tergambar bahwa bangsa ini tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual saja, tetapi juga membutuhkan kecerdasan emosional dan spiritual. Oleh karena itu, pendidikan yang dilaksanakan di setiap jenjang pendidikan harus mengembangkan intelektual, spiritual, dan emosional. Agar terbentuknya penerus bangsa yang bisa memajukan Indonesia.
Cara jitu yang kami gagas bertujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan sistem pendidikan yang sudah ada dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.
Pengembangan karakter ini sesuai dengan tujuan nasional pendidikan Indonesia yang termaktub dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang berbunyi: “tujuan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab.”
Cara jitu yang digagas yaitu warung kejujuran, mencintai lingkungan, MABIT, hubungan yang baik antara anak, orang tua dan guru, sekolah peduli, mentoring, shalat Duha, shalat Berjamaah, dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Dengan dilaksanakannya program ini di sekolah, diharapkan peserta didik mempunyai kepribadian yang diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional.



PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hasil Survei Kemitraan pada 2010 menyebutkan bahwa anggota DPR 2009-2014 dinilai masih menduduki rangking pertama urusan korupsi. Hal tersebut tentunya mencengangkan rakyat Indonesia. Karena tidak disangka orang-orang yang duduk di kursi DPR yang intelektualnya tinggi tidak diimbangi dengan emosional dan spiritual yang tinggi pula. Masalah korupsi merupakan masalah yang harus diberantas hingga ke akar-akarnya mulai dari hal yang kecil di tingkat daerah sampai hal yang besar di tingkat nasional.
Jika dilihat dari sistem pengawasan, prosedur, dan kinerja memang sudah baik. Tetapi terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh aparatur pemerintah. Sehingga yang harus diperbaiki adalah kepribadian aparatur tersebut. Dengan melihat kedudukan mereka di pemerintahan pastinya mereka mengenyam pendidikan yang tinggi.

Dari contoh kasus di atas, telah tergambar bahwa bangsa ini tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektualnya saja, tetapi juga membutuhkan kecerdasan emosional dan spiritual. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi akan cenderung melakukan hal-hal  positif yang bertolak kepada perasaannya, hati nuraninya. Sedangkan seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, tentu setiap langkah yang diambilnya berlandaskan nilai-nilai agama yang diperintahkan Tuhannya. Penulis yakin, semua agama menuntut umatnya untuk berperilaku baik.

Tujuan
          Adapun tujuan pembuatan karya tulis ini adalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan sistem pendidikan yang sudah berjalan dalam membangun karakter peserta didik. Sehingga kegiatan belajar mengajar mengacu kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Manfaat
          Penulis berharap karya tulis ini bermanfaat sebagai solusi atas permasalahan karakter bangsa Indonesia yang masih jauh dari kata baik.



GAGASAN

Kondisi Kekinian

Dalam UU Sisdiknas no. 20 Tahun 2003 jelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab.
Oleh karena itu, pendidikan yang diselenggarakan oleh tiap-tiap sekolah harus bermuara pada pencapaian tujuan nasional tersebut.
Namun pada pelaksanaannya di lapangan, kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya menekankan kepada aspek intelektualnya saja, tanpa membangun karakter peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari lulusan-lulusan sekolah, khususnya para petinggi DPR yang hanya cerdas secara intelektualnya saja, tidak memiliki pilar-pilar pendidikan karakter yang dipaparkan oleh Suparlan dalam Asmani. Pilar pendidikan karakter adalah Responsibility (tanggung jawab), respect(rasa hormat), fairness(keadilan), courage(keberanian), honesty(kejujuran), citizenship(kewarganegaraan), self-dicipline(disiplin diri), caring(peduli), dan perseverance (ketekunan). Dari kesembilan aspek ini perlu ditekankan pada pilar karakter kejujuran dan keadilan. Karena masih banyak kasus KKN dan ketidakadilan di Indonesia.

Solusi yang Pernah Diterapkan Sebelumnya

Dinas Pendidikan telah mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan pendidikan yang berbasis karakter. Pendidikan karakter ini diintegrasikan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus membuat RPP yang memuat karakter yang diharapkan dalam pembelajaran tersebut. Namun pada kenyataannya guru hanya mencantumkannya saja dalam RPP tanpa direalisasikan di dalam proses pembelajaran.

Cara Jitu Melejitkan Karakter Anak Bangsa

Agar terbentuknya karakter peserta didik yang sesuai dengan pilar-pilar pendidikan karater, maka Sekolah harus membuat program yang menunjang perkembangan karakter peserta didik. Program-program yang bisa diadopsi oleh sekolah adalah sebagai berikut:
1.      WarungKejujuran
         Penulis memberikan aplause kepada penggagas warung kejujuran. Menurut penulis warung kejujuran adalah sebuah praktik pendidikan moral dan sebagai barometer kejujuran anak. Dengan adanya warung kejujuran, anak akan terbiasa jujur dalam kehidupan sehari-hari. Karena telah banyak terjadi peristiwa yang dalam bahasa Sunda disebut Darmaji (Dahar Lima Mayar Hiji) artinya makan lima buah/biji tetapi yang dibayar hanya satu buah/biji.
         Menurut penulis, warung kejujuran juga perlu diterapkan di setiap sekolah untuk mengukur dan melatih kejujuran siswa serta siswa dapat mengimplementasikan pelajaran matematika melalui warung kejujuran ini, Karena pada prosesnya warung kejujuran menggunakan system ‘bayar-ambil sendiri’ dalam arti siswa membayar barang yang akan dibeli dan mengambil uang kembalian sendiri. Berarti siswa harus menghitung sendiri berapa yang harus dibayar dan berapa kembaliannya. Sehingga melalui warung kejujuran ini tidak hanya moral yang dapat dibangun, melainkan juga dapat meningkatkan kecerdasan siswa.
         Selain itu, melalui warung kejujuran ini dapat melatih kepekaan hati nurani siswa ketika membeli sesuatu barang di warung tanpa adanya penjaga warung. Hal inipun dimaksudkan sebagai wacana pendidikan anti-korupsi karena pada kenyataannya korupsi tidak hanya dapat terjadi di pemerintahan saja, tetapi juga dapat terjadi dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu penulis sangat merekomendasikan adanya warung kejujuran di setiap sekolah di seluruh Indonesia.

2.      Mencintai lingkungan
Menanamkan kebiasaan mencintai lingkungan anak merupakan hal yang sangat vital pada saat ini. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendidik anak agar mencintai lingkungannya. Misalnya, membuat sebuah kegiatan menanam pohon atau tanaman di sekolah dan anak sendiri yang harus merawatnya setiap hari. Sebaiknya, pohon atau tanaman yang ditanam adalah yang bisa memberikan manfaat nyata kepada anak, seperti buah-buahan, sayur-mayur, dan tanaman obat. Karena seharusnya, kegiatan mencintai dan menjaga lingkungan tidak hanya dilakukan oleh komunitas pencinta alam semata. Tetapi kegiatan ini seharusnya dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia. Untuk itulah kegiatan mencintai lingkungan ditanamkan kepada generasi bangsa semenjak usia sekolah. Karakter cinta lingkungan ini tentunya dapat dilaksanakan dimulai dari hal yang terkecil seperti membiasakan membuang sampah pada tempatnya hingga kegiatan rutin lainnya yang dapat meningkatkan rasa cinta anak terhadap lingkungan sekitarnya.

 
3.      MABIT
Untuk mendongkrak moralitas dan agama anak didiknya, sekolah menstimulus anak dengan kegiatan-kegiatan yang Islami dan bermoral. Salah satunya dengan kegiatan Malam Bina Iman dan Takwa (MABIT). Kegiatan MABIT ini bertujuan untuk menumbuhkan moral siswa dan menciptakan karakter peserta didik yang religius. Adapun pelaksanaannya dilakukan secara rutin misalnya sebulan sekali. kegiatan MABIT ini hendaknya menjadi program di sekolah sehingga diharapkan kegiatan ini menjadi sebuah kebiasaan yang melahirkan peserta didik yang bermoral.  Seperti sebuah tanaman, agar tumbuh sehat dan menghasilkan buah perlu disiram dengan teratur. Begitu juga dengan diri kita. Agar anak-anak menjadi anak yang sesuai dengan apa yang kita harapkan, kita beri stimulus-stimulus teratur dan berjangka.

4.      Hubungan Baik antara Anak, Orangtua dan Sekolah
Di masa kini, banyak orangtua yang memberikan kepercayaan kepada pengasuh untuk menjaga anaknya. Hal ini merupakan tindakan yang kurang tepat, karena pengasuh hanyalah menjaga bukan mendidik anak. Lalu siapa yang mendidik anak kita? Pengasuh hanya akan menuruti kehendak anak daripada nantinya anak rewel atau nangis.
Kemudian, hubungan baik antara orangtua dan sekolah. Hal ini sangat penting agar  orangtua dan sekolah satu visi dan satu misi. Alangkah baiknya jika ada pertemuan rutin baik orangtua dan sekolah, maupun dengan wali kelas. Sehingga orangtua tahu perkembangan anaknya, dan meminimalisir kesalahfahaman dalam mendidik anak antara orangtua dan pihak sekolah.

5.      Sekolah Peduli
Sekolah membuat program bakti sosial yang merupakan agenda rutin, baik berupa uang maupun barang-barang layak pakai untuk disumbangkan kepada yang kekurangan atau panti asuhan. Sekolah bisa menyediakan kotak amal disetiap kelas. Lebih baik lagi jika anak diikutsertakan dalam pemberian bantuan tersebut, agar anak lebih peduli terhadap sesama.

6.       Mentoring
Sekolah membuat program mentoring rutin, dengan mentornya bisa Wali Kelas tersebut, maupun Guru yang lain. Dalam pogram ini perlu disampaikannya pendidikan seks sesuai dengan usianya. Misalnya untuk anak SD, diperingatkan bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dipegang-pegang orang lain. Kemudian dalam program ini juga mentor bisa memberikan pengetahuan mengenai tokoh-tokoh yang patut diteladani, maupun pengetahuan sikap-sikap terpuji. Hal yang tak kalah penting, dalam mentoring ini juga harus menciptakan suasana yang memungkinkan anak mencurahkan hatinya kepada mentor. Sehingga anak mempunyai pembimbing sekaligus sahabat yang tepat.

7.   Shalat Duha, Shalat Berjamaah, dan Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
Pembiasaan sangat penting bagi anak usia dini, karena nantinya akan menjadi karakter mereka. Sekolah membuat program pelaksanaan shalat duha dan merumuskan cara pelaksanaannya. Misalnya dibuat jadwal pelaksanaan duha bagi setiap kelas agar tidak terjadinya penumpukan peserta didik di mushola. Kemudian pembacaan ayat suci al-Qur’an sebelum dimulainya pembelajaran. Dan shalat berjamaah ketika shalat duhur di sekolah.

Pengaruh Gagasan terhadap Kondisi Kekinian

Dengan gagasan yang penulis ajukan diharapkan terbentuknya karakter anak yang memenuhi pilar-pilar pendidikan karakter. Sehingga melahirkan penerus bangsa yang cerdas intelektual, emosional, dan spiritual. Dengan demikian, Indonesia akan lebih maju dengan pemimpin yang jujur, adil, dan bertanggung jawab. Serta rakyat Indonesia bisa menjadi warga negara yang beradab.


Pihak-Pihak yang dapat Membantu Pengimplementasian Gagasan

Adapun pihak-pihak yang dapat membantu dalam pengimplementasian gagasan ini adalah:
1.      Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang menyusun program-program yang menunjang peningkatan karakter peserta didik.

2.      Guru
Guru sebagai warga sekolah yang mendukung dan membantu pelaksanaan program-program yang dirumuskan oleh sekolah.

3.      Peserta Didik
Peserta didik sebagai subjek yang akan dibentuk karakternya, diharapkan dapat mengikuti program tersebut dengan sukarela.


Langkah-langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan

1.      Perumusan Program
Sekolah merumuskan program-program yang akan diterapkan di sekolah. Kepala sekolah bersama guru bekerja sama dalam merumuskan hal ini, agar program yang diterapkan sesuai dengan situasi, kondisi, dan karakter peserta didik.
2.      Bekerjasama dengan pihak yang terkait
Setelah merumuskan program yang akan diterapkan, maka sekolah bekerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dalam program tersebut.
3.      Pelaksanaan Program
Program yang penulis ajukan dilaksanakan dengan terencana dan berkesinambungan agar terciptanya karakter peserta didik yang diharapkan.


KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

1.      Mengadakan program warung kejujuran di setiap sekolah di seluruh Indonesia hingga terbentuk karakter siswa yang bertanggung jawab dan jujur.
2.      Mengadakan program mencintai lingkungan di sekolah-sekolah sehingga terbentuknya sikap cinta lingkungan sejak dini.
3.      Menyelenggarkan kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) secara rutin. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendongkrak moralitas dan agama peserta didik.
4.      Hubungan yang baik antara anak, orang tua dan guru.
5.      Sekolah peduli
6.      Mentoring
7.      Shalat Duha, Shalat Berjamaah, dan Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an

Teknik Implementasi
Teknik-teknik:
1.      Mengadakan sosialisasi dengan orangtua murid tentang kebijakan yang akan dilaksanakan
2.      Melaksanakan program yang telah dirumuskan oleh Kepala Sekolah dan guru secara rutin dan berkesinambungan.
3.      Jika mengambil program mentoring, maka menempatkan guru ataupun wali kelas sebagai mentor.
4.      Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan program
5.      Mengadakan evaluasi dari hasil pengawasan
6.      Mengadakan tindak lanjut dari hasil evaluasi
7.      Pelaporan hasil pengawasan kepada orangtua
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
Prediksi yang akan diperoleh dengan dilaksanakannya program ini di sekolah secara rutin dan berkesinambungan adalah sebagai berikut:
1.      Peserta didik terbiasa melakukan kegiatan positif dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya meminimalisir terjadinya kenakalan remaja.
2.      Terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik.
3.      Terjalinnya hubungan yang baik antara anak dan orangtua, serta orangtua dan sekolah. Sehingga tidak adanya discomunication diantara ketiganya.
4.      Terbentuknya kepribadian peserta didik yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sehingga di masa depan peserta didik tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan.
5.     

Tercapainya tujuan pendidikan nasional Indonesia, yang membentuk pribadi-pribadi yang berkarakter.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Pati : DIVA Press