LAPORAN
UJIAN AKHIR SEMESTER
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran PKn
Dosen: Drs. H. Nana Ganda,
SH., M.Pd.
Disusun
Oleh,
Nama :
Elah Nurlaelah Sari
Nim :
1004162
No Absen :
31
Kelas :
Interes B. Indonesia
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2013
SOAL
1. a. Bagaimana proses dan peran paradigma baru
bidang studi Pkn bagi pendidikan anak bangsa guna mengembangkan pola dinamika
kehidupan masyarakat ?
b. Uraikan secara rinci tentang karakteristik bidang
studi Pkn model paradigma baru yang dilandasi oleh esensi pendidikan demokrasi
di Indonesia ?
2. a. Uraikan tentang hakikat, fungsi , dan
tujuan bidang studi Pkn ?
b. apa alasannya bidang studi Pkn disebut pembentukan
pola sikap bagi karakter anak bangsa ?
c. bagaimana peran, metode, dan evaluasi
bidang studi Pkn yang melandasi peran ranah afektif bagi pola sikap kehidupan
bangsa ?
3. Jelaskan
bagaimana peran guru dalam PBM yang mengacu pada :
a. fasilitator bagi anak didiknya ?
b. dinamisator dalam KBM di kelas ?
c. mediator dalam proses pembelajaran ?
d. dalam motivator bagi anak didik ?
a. fasilitator bagi anak didiknya ?
b. dinamisator dalam KBM di kelas ?
c. mediator dalam proses pembelajaran ?
d. dalam motivator bagi anak didik ?
4. Guru harus merancang pembelajaran atas dasar
kebutuhan individu peserta didik, oleh karenanya dalam PBM bidang studi Pkn
diperlukan seorang guru yang inkuiri. Tugas saudara jelaskan bagaimana bentuk
dan ciri-ciri guru yang inkuiri ?
5. a. Bagaimana pola bentuk pendekatan yang
acuannya pada penelitian tindakan kelas supaya PBM demokrasi menjadi landasan
pemberdayaan warga negara (citizen empowerment) ?
b. bagaimana totalitas seorang guru
dalam menerapkan pola interaksi demokrasi pada anak didiknya secara empiris
pada lingkungan sekitar ?
c. apa alasan PBM demokrasi di negara
Indonesia tidak bisa berjalan sesuai dengan peran Hidden Curriculum ?
JAWABAN
1. a.
Bagaimana proses dan peran paradigma baru bidang studi Pkn bagi pendidikan anak
bangsa guna mengembangkan pola dinamika kehidupan masyarakat ?
Paradigma baru dalam konsep dasar Pkn menghasilkan
Pembelajaran Pkn di sekolah dasar salah satunya proses berfikir dalam kegiatan
belajar mangajar menuju kehidupan masyarakat yang demokratis sesuai dengan
ketentuan bangsa Indonesia.
Paradigma baru yang menekankan pada demokrasi
sehingga menghasilkan pembelajaran student center seperti pembelajaran inquiri
dan siswa belajar aktif yang melatih
siswa dalam berfikir kritis, mengenal objek / subjek masalah dalam kehidupan,
memilih dan memecahkan problem atau masalah dan melatih siswa dalam berfikir
secara ilmiah.
Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk
merubah perilaku siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional
yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada
‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada
mempelajari substansi mata pelajaran.
Dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar, paradigma baru ini merupakan
proses berpikir dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran PKn di SD
menuju kehidupan masyarakat demokrasi. Paradigma ini merupakan sesuatu yang
multidimensional dan mengacu kepada dimensi rasional, spiritual, emosional, dan
social.
Dengan adanya paradigma baru dalam pembelajaran PKn ini, maka memunculkan
suatu proses pembelajaran baru. Karena masalah utama dalam pembelajaran PKn
ialah penggunaan metode pembelajaran yang terkesan kaku, kurang flkesibel,
kurang demokratis, dan cenderung lebih dominan one way method. Guru PKn
mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir,
disamping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru
lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses
pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan.
b. Uraikan secara rinci
tentang karakteristik bidang studi Pkn model paradigma baru yang dilandasi oleh
esensi pendidikan demokrasi di Indonesia ?
Bidang studi PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan sekolah dan
diterima sebagai wahana utama dalam esensi pendidikan demokrasi di Indonesia.
Dalam paradigma baru bidang studi PKn terdapat beberapa karakteristik, yaitu:
·
Civic Intellegency, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara yang baik dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
·
Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang
bertanggung jawab.
·
Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya,
baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.
Karakteristik-karakteristik tersebut diwujudkan dalam tiga kelompok
kompetensi dalam bidang studi PKn, yaitu:
o Kompetensi
untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan;
§ Memahami
tujuan pemerintah dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintah Republik
Indonesia.
§ Mengetahui
struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan nasional serta bagaimana
keterlibatan warga negara membentuk kebijaksanaan publik.
§ Mengetahui
hubungan Negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara dan bangsa-bangsa
lain beserta masalah-masalah dunia dan atau internasional.
o Kompetensi
untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan;
§ Mengambil
atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses pemecahan masalah dan
inkuiri.
§ Mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu.
§ Menentukan
atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi tertentu.
§ Membela atau
mempertahankan posisi bagi mengemukakan argumen yang kritis, logis dan
rasional.
§ Memaparkan
suatu informasi yang penting pada khalayak umum.
§ Membangun
koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus (demokrasi).
o Kompetansi
untuk menguasai karakter kewarganegaraan;
§ Memberdayakan
dirinya sebagai warga Negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab untuk
berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam berbagai aktivitas masyarakat,
politik, dan pemerintahan pada semua tingkat (daerah dan nasional).
§ Memahami
bagaimana warga Negara melaksanakan peranan, hak, dan tanggung jawab personal
untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada semua tingkatan (daerah
dan nasional).
§ Memahami,
menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti, demokrasi, Hak Asasi
Manusia dan Nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
§ Memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan karakteristik Pendidikan
Kewarganegaraan sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan di
sekolah, materi Pendidikan Kewarganegaraan menurut Branson (1999:4) harus
mencakup tiga komponen, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan Kewarganegaraan),
Civic Skills (keterampilan Kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak-watak
Kewarganegaraan).
·
Komponen pertama, civic knowledge “berkaitan dengan
kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara” (Branson,
1999:8). Aspek ini menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan
dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner.
Secara lebih terperinci, materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi
pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia,
prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah,
identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan
yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma
dalam masyarakat.
·
Kedua, Civic Skills meliputi keterampilan intelektual
(intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills)
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual adalah
keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, misalnya merancang
dialog dengan DPRD. Contoh keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan
menggunakan hak dan kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera melapor
kepada polisi atas terjadinya kejahatan yang diketahui.
Ketiga, Civic Disposition (Watak-Watak Kewarganegaraan), komponen ini
sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata
pelajaran PKn. Dimensi watak Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai
"muara" dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya.
Selain itu, pendapat lain menyebutkan bahwa
Karakteristik bidang studi PKn model paradigma baru yang dilandasi oleh
esensi pendidikan demokrasi di indonesia yaitu:
1.
Memiliki struktur organisasi
keilmuan yang jelas yakni berbasis pada ilmu politik, hukum dan
filsafat moral /filsafat pancasila dan meiliki visi yang kuat nation and
character building, citizenempowerment, yang mampu
mengembangkan civil society (masyarakat kewargaan) PKn
termasuk dalam proses ilmu sosial (ips).
2.
PKn diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dari
seluruh program sekolah dasar sampai perguruan tinggi
3.
PKn menanamkan banyak nilai, diantaranya nilai
kesadaran, bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada
hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
4.
PKn memiliki ruang lingkup meliputi aspek persatuan
dan kesatuan bangsa, norma, hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan
warga negara, konstitusi negara, kekuasan dan politik, pancasila dan
globalisasi
5.
PKn memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk
terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak
bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan warga negara.
6.
PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program
pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan
demokrasi di indonesia.
7.
PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu civic
intellegence (kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional maupun sosial), civic responsibility
(kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab)
dan civic participation (kemampuan berpartisipasi warga negara atas
dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial maupun sebagai pemimpin
hari depan)
8.
PKn lebih tepat menggunakan pendekatan belajar
kontekstual (ctl) untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan,
keterampilan, dan karakter warga negara indonesia. Contextual teaching and
learning (ctl) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari
9.
PKn mengenal suatu model pembelajaran vct (value
clarification technique/teknik pengungkapan nilai), yaitu suatu teknik
belajar-mengajar yang membina sikap atau nilai moral (aspek afektif).
2. a. Uraikan tentang hakikat, fungsi , dan
tujuan bidang studi Pkn ?
Berikut tentang hakikat, fungsi dan tujuan bidang
studi PKn :
Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestatikan nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para Mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestatikan nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para Mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi
agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila
dan UUD1945.
Tujuan dan fungsi mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan adalah untuk mengembagkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan. Berpartisifasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta
beeertindak cerdas dalam kegiatan kemasyararakatan, berbangsa dan bernegara.
Berkembang secara positif dan demokratisuntuk membentuk diri beerdasarkan pada
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa
lainnya. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secar
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai
berikut: Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yng
benar dan sah Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila
dan cirri khas serta watak ke-Indonesian
b. apa
alasannya
bidang studi Pkn
disebut pembentukan pola sikap bagi karakter anak bangsa ?
Alasan bidang studi PKn disebut pembentukan pola
sikap bagi karakter anak bangsa, yaitu Pendidikan kewarganegaraan adalah
program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestatikan nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
prilaku dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu bidang studi PKn disebut
pembentukan pola sikap bagi karakter anak bangsa alasannya karena dalam
pembelajaran PKn nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai
bermanfaat sebagai standar pegangan hidup. Dengan demikian, nilai Pancasila
perlu dipahamkan pada anak. Sarana paling tepat untuk menanamkannya adalah
melalui pembelajaran PKn, karena di dalamnya terkandung muatan nilai, moral, dan
norma yang disertai contoh-contoh. Lickona mengacu pada pemikiran filosof
Michael Novak yang berpendapat bahwa watak atau karakter seseorang dibentuk
melalui tiga aspek yaitu, konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral
feeling), dan perilaku moral (moral behavior) yang mana satu sama lain saling
berhubungan dan terkait.
Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karakter
anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan
perilaku moral. Ketiga aspek tersebut terdapat dalam pembelajaran PKn, itulah
alasan mengapa PKn disebut pembentukan pola sikap bagi karakter anak bangsa.
c. bagaimana peran,
metode, dan evaluasi bidang studi Pkn yang melandasi peran ranah afektif bagi
pola sikap kehidupan bangsa ?
Peran metode media dan evaluasi bidang studi PKn
yang dilandasi peran ranah afektif bagi pola sikap kehidupan berbangsa yaitu
Pada prinsipnya PKn lebih menekankan pada pembentukan aspek moral (afektif)
tanpa meninggalkan aspek yang lain. Untuk mencapai sasaran dan target tersebut,
dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan penataan alat, bahan, dan sumber
belajar agar dapat dilihat dan mudah digunakan oleh siswa. Sumber belajar dapat
berupa media cetak, model, gambar-gambar, laporan, dan kliping. Media
pembelajaran dalam PKn harus dapat menstimulus lahirnya proses pembelajaran
yang aktif dan kreaktif.
Melalui pembelajaran PKn minimal terdapat tiga hal
yang akan dan harus dikembangkan oleh guru, yaitu kecerdasan warganegara (civic
intelligence), tanggungjawab warganegara (civic responsibility) dan partisifasi
warganegara (civic Partisipation). Untuk mengembangkan ketiga hal tersebut,
diperlukan kemahiran dalam menggunakan berbagai metode, media dan evaluasi
pembelajaran khususnya PKn. Kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran
akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek
kognitif, maupun keberhasilan aspek afektif dan aspek psikomotor.
Ketidaktepatan memilih dan menggunakan metode pembelajaran akan mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya untuk mengembangkan
sikap disiplin, tidak cukup hanya menggunakan metode ceramah murni, tetapi
perlu divariasikan dengan metode yang dapat mengungkapkan nilai, seperti
analisis nilai, simulasi, permainan dan percontohan. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran PKn penggunaan berbagai macam model pembelajaran yang tersedia,
tentu saja harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran,
karakteristik materi, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat
perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu dan kebutuhan belajar bagi
siswa itu sendiri. Oleh karena itu peran metode dan evaluasi dalam PKn sangat
penting, apalagi diperlukan kemahiran dalam pelaksanaannya karena akan
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek
kognitif, maupun keberhasilan aspek afektif dan aspek psikomotor yang membentuk
pola sikap kehidupan berbangsa di masa depan.
3.
Jelaskan bagaimana peran guru dalam PBM yang
mengacu pada :
a. fasilitator bagi anak didiknya ?
a. fasilitator bagi anak didiknya ?
Pendidik sebagai fasilitator artinya Ia harus banyak
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba menemukan sendiri makna
informasi yang ia terima.
Salah satu Fungsi dan Tugas Guru adalah sebagai
seorang fasilitator. Untuk memenuhi kriteria sebagai fasilitator, ada beberapa
pendapat yang menyebutkan batasan-batasan yang harus dimiliki guru tersebut.
Seperti apa dan bagaimana saja batasan tersebut, mari kita simak bersama pada
poin-poin berikut.
Menurut E.Mulyasa (2008) ada tujuh sikap yang harus
dimiliki guru, seperti yang diidentifikasi Rogers (dalam Knowles, 1984) berikut ini :
1.
Tidak berlebih mempertahankan pendapat
dan keyakinannya atau kurang terbuka.
2.
Dapat lebih mendengarkan peserta didik,
terutama tentang aspirasi dan perasaannya.
3.
Mau dan mampu menerima ide peserta didik
yang inovatif dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun.
4.
Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap
hubungan dengan peserta didik seperti halnya halnya terhadap bahan pelajaran.
5.
Dapat menerima komentar balik (feedback), baik yang bersifat positif maupun negatif,
dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan
perilakunya.
6.
Toleran terhadap kesalahan yang
diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran.
7.
Menghargai prestasi peserta didik,
meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya.
Selain sikap di atas, setidaknya ada sembilan resep
untuk diperhatikan dan diamalkan seorang guru, agar pembelajaran berhasil
membedakan kapasitas intelektual anak didik. Berikut resepnya :
1.
Kurangi metode ceramah.
2.
Berikan tugas yang berbeda bagi setiap
peserta didik.
3.
Kelompokkan peserta didik berdasarkan
kemampuannya.
4.
Perkaya bahan dari berbagai sumber
aktual dan menarik.
5.
Hubungi spesialis bila ada peserta didik
yang mempunyai kelainan.
6.
Gunakan prosedur yang bervariasi dalam
penilaian.
7.
Pahami perkembangan peserta didik.
8.
Kembangkan situasi belajar yang
memungkinkan setiap peserta didik bekerja dengan kemampuan masing-masing pada
tiap pembelajaran.
9.
Libatkan peserta didik dalam berbagai
kegiatan seoptimal mungkin.
b. Dinamisator dalam
KBM di kelas ?
Pendidik sebagai dinamisator, harus
berusaha menciptakan iklim PBM yang dialogis dan berorientasi pada proses
nilai-nilai demokratis.
c. Mediator dalam
proses pembelajaran ?
Pendidik sebagai mediator, harus pandai memberi rambu-rambu
atau arahan agar peserta didik bebas belajar sesuai dengan sikap dan umurnya.maka guru berperan sebagai penengah dalam
kegiatan belajar siswa. Mediator menurut Sudirman AM, berarti guru sebagai
penyedia media, yakni bagaimana upaya guru meyediakan dan mengorganisasikan
penggunaan media pembelajaran.
d. Dalam motivator bagi
anak didik ?
Pendidik sebagai motivator, harus
pandai memotivasi aar peserta didik mempunyai nilai juang dan peran harapan
dalam menuntut ilmu.merangsang dan atau memberikan dorongan serta reinforcement untuk
mendinamisasikan potensi peserta didik, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan
daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah lama dikenal
dengan istilah ing ngaso sun tulodo dan ing madya mangun karsa, dan tut
wuri handayani. Dengan semboyang ini, maka sangat nampak bahwa
peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi belaja mengajar,
karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial,
menyangakut performance dalam arti personalisasi dan
sosialisasi diri.
4.
Guru harus merancang pembelajaran atas dasar
kebutuhan individu peserta didik, oleh karenanya dalam PBM bidang studi Pkn
diperlukan seorang guru yang inkuiri. Tugas saudara jelaskan bagaimana bentuk
dan ciri-ciri guru yang inkuiri ?
Penerapan model pembelajaran inkuiri dapat berhasil dengan baik jika guru
memahami beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri
seperti disarankan oleh Keffer (Ibrahim, 2007) antara lain sebagai berikut :
1.
Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa itu sendiri maupun dari
guru. Dalam tahap awal, masalah yang akan dipecahkan sebaiknya terstruktur dan
jawabannya tidak bias.
2.
Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan
masalahnya. Dalam hal ini guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator
bagi siswa. Siswa mungkin akan merasa kesulitan dan berputus asa pada saat
mengalami hambatan jika tidak dibantu oleh guru.
3.
Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik
dengan cara melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang
sumber-sumber dan wujud informasi yang dibutuhkan dan dpat dicari dan
diperolehnya sendiri.
4.
Siswa harus diberi kesempatan melakukan sendiri dan
mengevaluasi hasil kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi
bantuan jika siswa sudah betul-betul tidak mampu memecahkan masalah.
5.
Siswa diberikan waktu yang cukup untuk bekerja berdasarkan
pendekatan baru secara individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh
yang tepat dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan
masalah.
5. a. Bagaimana pola bentuk pendekatan yang
acuannya pada penelitian tindakan kelas supaya PBM demokrasi menjadi landasan
pemberdayaan warga negara (citizen empowerment) ?
Bentuk pendekatan yang acuannya pada penelitian tindakan kelas adalah pendekatan
konstruktivisme. Konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar
mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya,
yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan
sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan
mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman
mereka.
Kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana siswa membangun sendiri
pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari, ini
merupakan proses menyesuaikan konsep-konsep dan ide-ide baru dengan kerangka
berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka.
Dalam hal ini PTK
sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika
pembelajaran di kelasnya, sehingga guru tidak akan kesulitan ketika menggunakan
pendekatan konstruksivisme. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang
diakukan oleh dia dan muridnya.
Bentuk
pendekatan PKN yang lainnya diantaranya yaitu:
a.
Pendekatan Evolution (Evolusi)
Di mana siswa diberi
kesempatan/kebebasan seluas-luasnya untuk mengutarakan/ mengekspresikan respon/
tanggapan terhadap sesuatu hal yang diutarakan guru (secara verbal atau
stimulus tertentu).Siswa boleh bicara secara spontan mengutarakan/
mengklarifikasikan pendapatnya.
b.
Pendekatan Inculcation
Siswa tidak diberi kesempatan
atau kebebasan memilih seperti di atas (pendekatan evolusi pen.) tetapi diajak
untuk berpikir atau berbuat menurut pola-pola yang sudah kita tetapkan
(perhitungan secara matang).
c.
Pendekatan Awareness
(Kesadaran)
Tujuan pendekatan ini adalah
agar siswa-siwa mengenali dan menyadari nilai yang ada dalam dirinya tentang
sesuatu hal, mengenal nilai dari orang lain serta mampu menyatakan alasan
pilihan posisi yang diambilnya terhadap sesuatu.
d.
Pendekatan Moral Reasoning
(Penalaran Moral)
Tujuan pendekatan ini ialah
membina siswa kea rah memberikan penalaran terhadap masalah morah yang kompleks
(complex pattern of moral reasoning).Cara pembinaan pelaksanaan pendekatan ini
sebagaimana dilakukan Kohlberg melalui pemecahan masalah (problem solving)
terhadap suatu kasus yang dimanipulasikan dalam cerita pendek tertentu.
e.
Pendekatan Analysis (Analisis)
Pendekatan ini mencoba membina
moral seperti Kohlberg tetapi lebih menekankan penggunaan cara berpikir logis
dan prosedur penelaahan secara ilmiah (scientific investigation procedures).
f.
Pendekatan Clarification
(Klarifikasi)
Dalam pendekatan ini siswa
dibantu/ dibina untuk menguji diri dan perbuatannya atau kejadian melalui
cara-cara yang emosional maupun rasional.
g.
Pendekatan Commitment
(Kesepakatan)
Di sini siswa diajak dahulu
menyepakati suatu pola yang akan dijadikan criteria/ indicator penilaian atau
perbuatan.
h.
Pendekatan Union (Integral,
Peleburan diri)
Pendekatan ini agar siswa
memahami betul sesuatu masalah/ hal (termasuk nilai dan moralnya) siswa
diintegrasikan ke dalam suatu kancah kehidupan rill.
b. Bagaimana
totalitas seorang guru dalam menerapkan pola interaksi demokrasi pada anak
didiknya secara empiris pada lingkungan sekitar ?
Secara empiris pendidikan
demokratisasi dapat dilakukan melalui berbagai bentuk pendekatan, yaitu
pengajaran kontruktivisme, PTK (penelitian tindakan kelas), dan superpisi
klinis.
Prinsip pembelajaran konstruktivisme yang berorientasi
pada masalah dan tantangan akan menghasilkan sikap mental profesional yang
disebut researchmendedness dalam pola pikir peserta didik, sehingga
pembelajaran selalu menarik dan menyenangkan. Sedangkan PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru
tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun
juga sebagai peneniliti di bidangnya.
Secanggih apapun kemajuan teknologi yang dicapai oleh manusia tidak mampu
menggantikan peran dan fungsi guru dalam proses pendidikan anak.
Di antara unsure-unsur pengerak proses pendidikan khususnya pendidikan formal, guru merupakan tumpuan harapan keberhasilan proses transformasi pendidikan. Gurulah tempat tumpuan harapan tercapainya tujuan pendidikan, terbentuknya manusia yang takwa kepada Tuhan YME, cerdas, terampil, tinggi budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, dapat membangun dirinya, serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya.
Di antara unsure-unsur pengerak proses pendidikan khususnya pendidikan formal, guru merupakan tumpuan harapan keberhasilan proses transformasi pendidikan. Gurulah tempat tumpuan harapan tercapainya tujuan pendidikan, terbentuknya manusia yang takwa kepada Tuhan YME, cerdas, terampil, tinggi budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, dapat membangun dirinya, serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya.
c.
Apa alasan PBM demokrasi di
negara Indonesia tidak bisa berjalan sesuai dengan peran Hidden Curriculum ?
Kyiriacou (1997) menyatakan bahwa hidden curriculum merupakan segala macam
aspek pengalaman yang diperoleh siswa dari sekolah yang sangat berpengaruh
terhadap karakter siswa. Ia melanjutkan bahwa hal ini bisa berwujud karakter
positif atau negative. Misalnya, cara mengajar guru di sekolah yang
mengintegrasikan unsur kerjasama dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
kolaboratif “cooperative learning”, tentu akan memberikan pengalaman kepada siswa
tentang bekerjasama.
Namun di
Indonesia PBM tidak bisa berjalan sesuai dengan peran hidden curriculum karena
pendidik-pendidik di Indonesia belum sepenuhnya memhami dan menyadari fungsi
hidden curriculum, maka dengan hal itu PBM demokrasi di indonesia tidak akan berjalan sesuai
dengan peran haiddem curriculum. Namun yang sudah memahami dan menyadari fungsi
hidden curriculum juga masih kesulitan untuk sejalan dengan peran hidden
curriculum, karena melaksanakan hidden curriculum tidaklah mudah mengingat PBM di
Indonesia kebanyakan dilaksanakan di ruangan kelas.
Selain itu, Banyak faktor yang menyebabkan PMB demokrasi
tidak sesuai dengan peran Hidden Curriculum.Ditinjau dari beberapa sisi, yaitu
guru, siswa, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana, lingkungan dan
kurikulum.
a.
Guru
Beberapa kelemahan guru yang menyebabkan tidak berjalannya PBM demokrasi
adalah sebagai berikut:
•
Guru PKN tidak bertindak sebagai fasilitator
•
Guru PKN lebih banyak tampil sebagai pendidik yang dapat mengembangkan
secara terintegrasi dimensi intelektual, emosional, dan social
•
Guru PKN cenderung bertindak sebagai pemberi bahan pelajaran
•
Guru PKN belum dapat melakukan pengelolaan kelas secara optimal
•
Guru PKN belum berkiprah secara langsung terencana membentuk kemampuan
berfikir dan system nilai peserta didik
•
Guru Pkn lebih banyak bertindak sebagai pengajar sehingga belum banyak
bertindak sebagai panutan
•
Guru Pkn belum secara optimal memberikan kemudahan bagi para peserta didik
•
Guru PKn tidak diharapkan memonopali interaksi PBM di kelas
•
Guru Pkn tidak diharapkan memberikan materi dan informasi tidak ditunjang
oleh factual.
b.
Siswa
Faktor yang menyebabkan tidak berjalannya PBM demokrasi dari diri siswa
adalah motivasi belajar yang rendah, intelegensi siswa, kebiasaan yang buruk
dan rasa kurang percaya diri.
terima kasih. sangat membantu
BalasHapus