Selasa, 26 Februari 2013

Tugas PKN



LAPORAN
UJIAN AKHIR SEMESTER
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKn
Dosen: Drs. H. Nana Ganda, SH., M.Pd.

 

 


Disusun Oleh,
     Nama             : Elah Nurlaelah Sari
     Nim               : 1004162
     No Absen      : 31
     Kelas             : Interes B. Indonesia


PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2013




SOAL

1.  a. Bagaimana proses dan peran paradigma baru bidang studi Pkn bagi pendidikan anak bangsa guna mengembangkan pola dinamika kehidupan masyarakat ?
b. Uraikan secara rinci tentang karakteristik bidang studi Pkn model paradigma baru yang dilandasi oleh esensi pendidikan demokrasi di Indonesia ?

2.  a. Uraikan tentang hakikat, fungsi , dan tujuan bidang studi Pkn ?
b. apa alasannya bidang studi Pkn disebut pembentukan pola sikap bagi karakter anak bangsa ?
c. bagaimana peran, metode, dan evaluasi bidang studi Pkn yang melandasi peran ranah afektif bagi pola sikap kehidupan bangsa ?

3. Jelaskan bagaimana peran guru dalam PBM yang mengacu pada :
a. fasilitator bagi anak didiknya ?
b. dinamisator dalam KBM di kelas ?
c. mediator dalam proses pembelajaran ?
d. dalam motivator bagi anak didik ?

4.  Guru harus merancang pembelajaran atas dasar kebutuhan individu peserta didik, oleh karenanya dalam PBM bidang studi Pkn diperlukan seorang guru yang inkuiri. Tugas saudara jelaskan bagaimana bentuk dan ciri-ciri guru yang inkuiri ?

5.  a. Bagaimana pola bentuk pendekatan yang acuannya pada penelitian tindakan kelas supaya PBM demokrasi menjadi landasan pemberdayaan warga negara (citizen empowerment) ?
b. bagaimana totalitas seorang guru dalam menerapkan pola interaksi demokrasi pada anak didiknya secara empiris pada lingkungan sekitar ?
c. apa alasan PBM demokrasi di negara Indonesia tidak bisa berjalan sesuai dengan peran Hidden Curriculum ?



JAWABAN

1. a. Bagaimana proses dan peran paradigma baru bidang studi Pkn bagi pendidikan anak bangsa guna mengembangkan pola dinamika kehidupan masyarakat ?

Paradigma baru dalam konsep dasar Pkn menghasilkan Pembelajaran Pkn di sekolah dasar salah satunya proses berfikir dalam kegiatan belajar mangajar menuju kehidupan masyarakat yang demokratis sesuai dengan ketentuan bangsa Indonesia.
Paradigma baru yang menekankan pada demokrasi sehingga menghasilkan pembelajaran student center seperti pembelajaran inquiri dan siswa belajar aktif  yang melatih siswa dalam berfikir kritis, mengenal objek / subjek masalah dalam kehidupan, memilih dan memecahkan problem atau masalah dan melatih siswa dalam berfikir secara ilmiah.
Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran.
Dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar, paradigma baru ini merupakan proses berpikir dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran PKn di SD menuju kehidupan masyarakat demokrasi. Paradigma ini merupakan sesuatu yang multidimensional dan mengacu kepada dimensi rasional, spiritual, emosional, dan social.
Dengan adanya paradigma baru dalam pembelajaran PKn ini, maka memunculkan suatu proses pembelajaran baru. Karena masalah utama dalam pembelajaran PKn ialah penggunaan metode pembelajaran yang terkesan kaku, kurang flkesibel, kurang demokratis, dan cenderung lebih dominan one way method. Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, disamping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan.

b. Uraikan secara rinci tentang karakteristik bidang studi Pkn model paradigma baru yang dilandasi oleh esensi pendidikan demokrasi di Indonesia ?

Bidang studi PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan sekolah dan diterima sebagai wahana utama dalam esensi pendidikan demokrasi di Indonesia. Dalam paradigma baru bidang studi PKn terdapat beberapa karakteristik, yaitu:
·         Civic Intellegency, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara yang baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
·         Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
·         Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.

Karakteristik-karakteristik tersebut diwujudkan dalam tiga kelompok kompetensi dalam bidang studi PKn, yaitu:
o   Kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan;
§  Memahami tujuan pemerintah dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintah Republik Indonesia.
§  Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan nasional serta bagaimana keterlibatan warga negara membentuk kebijaksanaan publik.
§  Mengetahui hubungan Negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara dan bangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan atau internasional.

o   Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan;
§  Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses pemecahan masalah dan inkuiri.
§  Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu.
§  Menentukan atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi tertentu.
§  Membela atau mempertahankan posisi bagi mengemukakan argumen yang  kritis, logis dan rasional.
§  Memaparkan suatu informasi yang penting pada khalayak umum.
§  Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus (demokrasi).

o   Kompetansi untuk menguasai karakter kewarganegaraan;
§  Memberdayakan dirinya sebagai warga Negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam berbagai aktivitas masyarakat, politik, dan pemerintahan pada semua tingkat (daerah dan nasional).
§  Memahami bagaimana warga Negara melaksanakan peranan, hak, dan tanggung jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada semua tingkatan (daerah dan nasional).
§  Memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti, demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
§  Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan  sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan di sekolah, materi Pendidikan Kewarganegaraan menurut Branson (1999:4) harus mencakup tiga komponen, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan Kewarganegaraan), Civic Skills (keterampilan Kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak-watak Kewarganegaraan).
·         Komponen pertama, civic knowledge “berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara” (Branson, 1999:8). Aspek ini menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
·         Kedua, Civic Skills meliputi keterampilan intelektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, misalnya merancang dialog dengan DPRD. Contoh keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera melapor kepada polisi atas terjadinya kejahatan yang diketahui.
Ketiga, Civic Disposition (Watak-Watak Kewarganegaraan), komponen ini sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran PKn. Dimensi watak Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai "muara" dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya.
Selain itu, pendapat lain menyebutkan bahwa Karakteristik bidang studi PKn model paradigma baru yang dilandasi  oleh esensi pendidikan demokrasi di indonesia yaitu:
1.      Memiliki  struktur  organisasi  keilmuan  yang  jelas yakni berbasis pada ilmu politik, hukum dan filsafat moral /filsafat pancasila dan meiliki visi yang kuat nation and character building, citizenempowerment, yang  mampu  mengembangkan  civil  society  (masyarakat  kewargaan) PKn termasuk dalam proses ilmu sosial (ips).
2.      PKn diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dari seluruh program sekolah dasar sampai perguruan tinggi
3.      PKn menanamkan banyak nilai, diantaranya nilai kesadaran, bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
4.      PKn memiliki ruang lingkup meliputi aspek persatuan dan kesatuan bangsa, norma, hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasan dan politik, pancasila dan globalisasi
5.      PKn memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan warga negara.
6.      PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di indonesia.
7.      PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu civic intellegence (kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional maupun sosial), civic responsibility (kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab) dan civic participation (kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial maupun sebagai pemimpin hari depan)
8.      PKn lebih tepat menggunakan pendekatan belajar kontekstual (ctl) untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan karakter warga negara indonesia. Contextual teaching and learning (ctl) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
9.      PKn mengenal suatu model pembelajaran vct (value clarification technique/teknik pengungkapan nilai), yaitu suatu teknik belajar-mengajar yang membina sikap atau nilai moral (aspek afektif).

2.  a. Uraikan tentang hakikat, fungsi , dan tujuan bidang studi Pkn ?

Berikut tentang hakikat, fungsi dan tujuan bidang studi PKn :
Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-
nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestatikan nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para Mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.
Tujuan dan fungsi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengembagkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut: Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Berpartisifasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta beeertindak cerdas dalam kegiatan kemasyararakatan, berbangsa dan bernegara. Berkembang secara positif dan demokratisuntuk membentuk diri beerdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secar langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut: Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yng benar dan sah Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan cirri khas serta watak ke-Indonesian

b. apa alasannya bidang studi Pkn disebut pembentukan pola sikap bagi karakter anak bangsa ?

Alasan bidang studi PKn disebut pembentukan pola sikap bagi karakter anak bangsa, yaitu Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestatikan nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu bidang studi PKn disebut pembentukan pola sikap bagi karakter anak bangsa alasannya karena dalam pembelajaran PKn nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hidup. Dengan demikian, nilai Pancasila perlu dipahamkan pada anak. Sarana paling tepat untuk menanamkannya adalah melalui pembelajaran PKn, karena di dalamnya terkandung muatan nilai, moral, dan norma yang disertai contoh-contoh. Lickona mengacu pada pemikiran filosof Michael Novak yang berpendapat bahwa watak atau karakter seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu, konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior) yang mana satu sama lain saling berhubungan dan terkait.
Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karakter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral. Ketiga aspek tersebut terdapat dalam pembelajaran PKn, itulah alasan mengapa PKn disebut pembentukan pola sikap bagi karakter anak bangsa.




c. bagaimana peran, metode, dan evaluasi bidang studi Pkn yang melandasi peran ranah afektif bagi pola sikap kehidupan bangsa ?

Peran metode media dan evaluasi bidang studi PKn yang dilandasi peran ranah afektif bagi pola sikap kehidupan berbangsa yaitu Pada prinsipnya PKn lebih menekankan pada pembentukan aspek moral (afektif) tanpa meninggalkan aspek yang lain. Untuk mencapai sasaran dan target tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan penataan alat, bahan, dan sumber belajar agar dapat dilihat dan mudah digunakan oleh siswa. Sumber belajar dapat berupa media cetak, model, gambar-gambar, laporan, dan kliping. Media pembelajaran dalam PKn harus dapat menstimulus lahirnya proses pembelajaran yang aktif dan kreaktif.
Melalui pembelajaran PKn minimal terdapat tiga hal yang akan dan harus dikembangkan oleh guru, yaitu kecerdasan warganegara (civic intelligence), tanggungjawab warganegara (civic responsibility) dan partisifasi warganegara (civic Partisipation). Untuk mengembangkan ketiga hal tersebut, diperlukan kemahiran dalam menggunakan berbagai metode, media dan evaluasi pembelajaran khususnya PKn. Kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif, maupun keberhasilan aspek afektif dan aspek psikomotor. Ketidaktepatan memilih dan menggunakan metode pembelajaran akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya untuk mengembangkan sikap disiplin, tidak cukup hanya menggunakan metode ceramah murni, tetapi perlu divariasikan dengan metode yang dapat mengungkapkan nilai, seperti analisis nilai, simulasi, permainan dan percontohan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran PKn penggunaan berbagai macam model pembelajaran yang tersedia, tentu saja harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran, karakteristik materi, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu dan kebutuhan belajar bagi siswa itu sendiri. Oleh karena itu peran metode dan evaluasi dalam PKn sangat penting, apalagi diperlukan kemahiran dalam pelaksanaannya karena akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif, maupun keberhasilan aspek afektif dan aspek psikomotor yang membentuk pola sikap kehidupan berbangsa di masa depan.

3. Jelaskan bagaimana peran guru dalam PBM yang mengacu pada :
a. fasilitator bagi anak didiknya ?

Pendidik sebagai fasilitator artinya Ia harus banyak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba menemukan sendiri makna informasi yang ia terima.
Salah satu Fungsi dan Tugas Guru adalah sebagai seorang fasilitator. Untuk memenuhi kriteria sebagai fasilitator, ada beberapa pendapat yang menyebutkan batasan-batasan yang harus dimiliki guru tersebut. Seperti apa dan bagaimana saja batasan tersebut, mari kita simak bersama pada poin-poin berikut.
Menurut E.Mulyasa (2008) ada tujuh sikap yang harus dimiliki guru, seperti yang diidentifikasi Rogers (dalam Knowles, 1984) berikut ini :
1.      Tidak berlebih mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka.
2.      Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya.
3.      Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun.
4.      Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya halnya terhadap bahan pelajaran.
5.      Dapat menerima komentar balik (feedback), baik yang bersifat positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
6.      Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran.
7.      Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya.

Selain sikap di atas, setidaknya ada sembilan resep untuk diperhatikan dan diamalkan seorang guru, agar pembelajaran berhasil membedakan kapasitas intelektual anak didik. Berikut resepnya :
1.      Kurangi metode ceramah.
2.      Berikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik.
3.      Kelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya.
4.      Perkaya bahan dari berbagai sumber aktual dan menarik.
5.      Hubungi spesialis bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan.
6.      Gunakan prosedur yang bervariasi dalam penilaian.
7.      Pahami perkembangan peserta didik.
8.      Kembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap peserta didik bekerja dengan kemampuan masing-masing pada tiap pembelajaran.
9.      Libatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan seoptimal mungkin.

b. Dinamisator dalam KBM di kelas ?

Pendidik sebagai dinamisator, harus berusaha menciptakan iklim PBM yang dialogis dan berorientasi pada proses nilai-nilai demokratis.

c. Mediator dalam proses pembelajaran ?

Pendidik sebagai mediator, harus pandai memberi rambu-rambu atau arahan agar peserta didik bebas belajar sesuai dengan sikap dan umurnya.maka guru berperan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Mediator menurut Sudirman AM, berarti guru sebagai penyedia media, yakni bagaimana upaya guru meyediakan dan mengorganisasikan penggunaan media pembelajaran.

d. Dalam motivator bagi anak didik ?

Pendidik sebagai motivator, harus pandai memotivasi aar peserta didik mempunyai nilai juang dan peran harapan dalam menuntut ilmu.merangsang dan atau memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi peserta didik, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah lama dikenal dengan istilah ing ngaso sun tulodo dan ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani.  Dengan semboyang ini, maka sangat nampak bahwa peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi belaja mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangakut performance dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri.

4. Guru harus merancang pembelajaran atas dasar kebutuhan individu peserta didik, oleh karenanya dalam PBM bidang studi Pkn diperlukan seorang guru yang inkuiri. Tugas saudara jelaskan bagaimana bentuk dan ciri-ciri guru yang inkuiri ?

Penerapan model pembelajaran inkuiri dapat berhasil dengan baik jika guru memahami beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri seperti disarankan oleh Keffer (Ibrahim, 2007) antara lain sebagai berikut :
1.      Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa itu sendiri maupun dari guru. Dalam tahap awal, masalah yang akan dipecahkan sebaiknya terstruktur dan jawabannya tidak bias.
2.      Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya. Dalam hal ini guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa. Siswa mungkin akan merasa kesulitan dan berputus asa pada saat mengalami hambatan jika tidak dibantu oleh guru.
3.      Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik dengan cara melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang sumber-sumber dan wujud informasi yang dibutuhkan dan dpat dicari dan diperolehnya sendiri.
4.      Siswa harus diberi kesempatan melakukan sendiri dan mengevaluasi hasil kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi bantuan jika siswa sudah betul-betul tidak mampu memecahkan masalah.
5.      Siswa diberikan waktu yang cukup untuk bekerja berdasarkan pendekatan baru secara individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah.

5.  a. Bagaimana pola bentuk pendekatan yang acuannya pada penelitian tindakan kelas supaya PBM demokrasi menjadi landasan pemberdayaan warga negara (citizen empowerment) ?

Bentuk pendekatan yang acuannya pada penelitian tindakan kelas adalah pendekatan konstruktivisme. Konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka.
Kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari, ini merupakan proses menyesuaikan konsep-konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka.
Dalam hal ini PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya, sehingga guru tidak akan kesulitan ketika menggunakan pendekatan konstruksivisme. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang diakukan oleh dia dan muridnya.
Bentuk pendekatan PKN yang lainnya diantaranya yaitu:
a.       Pendekatan Evolution (Evolusi)
Di mana siswa diberi kesempatan/kebebasan seluas-luasnya untuk mengutarakan/ mengekspresikan respon/ tanggapan terhadap sesuatu hal yang diutarakan guru (secara verbal atau stimulus tertentu).Siswa boleh bicara secara spontan mengutarakan/ mengklarifikasikan pendapatnya.
b.      Pendekatan Inculcation
Siswa tidak diberi kesempatan atau kebebasan memilih seperti di atas (pendekatan evolusi pen.) tetapi diajak untuk berpikir atau berbuat menurut pola-pola yang sudah kita tetapkan (perhitungan secara matang).
c.       Pendekatan Awareness (Kesadaran)
Tujuan pendekatan ini adalah agar siswa-siwa mengenali dan menyadari nilai yang ada dalam dirinya tentang sesuatu hal, mengenal nilai dari orang lain serta mampu menyatakan alasan pilihan posisi yang diambilnya terhadap sesuatu.
d.      Pendekatan Moral Reasoning (Penalaran Moral)
Tujuan pendekatan ini ialah membina siswa kea rah memberikan penalaran terhadap masalah morah yang kompleks (complex pattern of moral reasoning).Cara pembinaan pelaksanaan pendekatan ini sebagaimana dilakukan Kohlberg melalui pemecahan masalah (problem solving) terhadap suatu kasus yang dimanipulasikan dalam cerita pendek tertentu.
e.       Pendekatan Analysis (Analisis)
Pendekatan ini mencoba membina moral seperti Kohlberg tetapi lebih menekankan penggunaan cara berpikir logis dan prosedur penelaahan secara ilmiah (scientific investigation procedures). 
f.       Pendekatan Clarification (Klarifikasi)
Dalam pendekatan ini siswa dibantu/ dibina untuk menguji diri dan perbuatannya atau kejadian melalui cara-cara yang emosional maupun rasional.
g.      Pendekatan Commitment (Kesepakatan)
Di sini siswa diajak dahulu menyepakati suatu pola yang akan dijadikan criteria/ indicator penilaian atau perbuatan.
h.      Pendekatan Union (Integral, Peleburan diri)
Pendekatan ini agar siswa memahami betul sesuatu masalah/ hal (termasuk nilai dan moralnya) siswa diintegrasikan ke dalam suatu kancah kehidupan rill.

b.      Bagaimana totalitas seorang guru dalam menerapkan pola interaksi demokrasi pada anak didiknya secara empiris pada lingkungan sekitar ?

Secara empiris pendidikan demokratisasi dapat dilakukan melalui berbagai bentuk pendekatan, yaitu pengajaran kontruktivisme, PTK (penelitian tindakan kelas), dan superpisi klinis.
Prinsip pembelajaran konstruktivisme yang berorientasi pada masalah dan tantangan akan menghasilkan sikap mental profesional yang disebut researchmendedness dalam pola pikir peserta didik, sehingga pembelajaran selalu menarik dan menyenangkan. Sedangkan PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya.
Secanggih apapun kemajuan teknologi yang dicapai oleh manusia tidak mampu menggantikan peran dan fungsi guru dalam proses pendidikan anak.
Di antara unsure-unsur pengerak proses pendidikan khususnya pendidikan formal, guru merupakan tumpuan harapan keberhasilan proses transformasi pendidikan. Gurulah tempat tumpuan harapan tercapainya tujuan pendidikan, terbentuknya manusia yang takwa kepada Tuhan YME, cerdas, terampil, tinggi budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, dapat membangun dirinya, serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya. 

c.       Apa alasan PBM demokrasi di negara Indonesia tidak bisa berjalan sesuai dengan peran Hidden Curriculum ?

Kyiriacou (1997) menyatakan bahwa hidden curriculum merupakan segala macam aspek pengalaman yang diperoleh siswa dari sekolah yang sangat berpengaruh terhadap karakter siswa. Ia melanjutkan bahwa hal ini bisa berwujud karakter positif atau negative. Misalnya, cara mengajar guru di sekolah yang mengintegrasikan unsur kerjasama dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kolaboratif “cooperative learning”, tentu akan memberikan pengalaman kepada siswa tentang bekerjasama.
Namun di Indonesia PBM tidak bisa berjalan sesuai dengan peran hidden curriculum karena pendidik-pendidik di Indonesia belum sepenuhnya memhami dan menyadari fungsi hidden curriculum, maka dengan hal itu PBM demokrasi di indonesia tidak akan berjalan sesuai dengan peran haiddem curriculum. Namun yang sudah memahami dan menyadari fungsi hidden curriculum juga masih kesulitan untuk sejalan dengan peran hidden curriculum, karena melaksanakan hidden curriculum tidaklah mudah mengingat PBM di Indonesia kebanyakan dilaksanakan di ruangan kelas.
Selain itu, Banyak faktor yang menyebabkan PMB demokrasi tidak sesuai dengan peran Hidden Curriculum.Ditinjau dari beberapa sisi, yaitu guru, siswa, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana, lingkungan dan kurikulum.
a.       Guru
Beberapa kelemahan guru yang menyebabkan tidak berjalannya PBM demokrasi adalah sebagai berikut:
         Guru PKN tidak bertindak sebagai fasilitator
         Guru PKN lebih banyak tampil sebagai pendidik yang dapat mengembangkan secara terintegrasi dimensi intelektual, emosional, dan social
         Guru PKN cenderung bertindak sebagai pemberi bahan pelajaran
         Guru PKN belum dapat melakukan pengelolaan kelas secara optimal
         Guru PKN belum berkiprah secara langsung terencana membentuk kemampuan berfikir dan system nilai peserta didik
         Guru Pkn lebih banyak bertindak sebagai pengajar sehingga belum banyak bertindak sebagai panutan
         Guru Pkn belum secara optimal memberikan kemudahan bagi para peserta didik
         Guru PKn tidak diharapkan memonopali interaksi PBM di kelas
         Guru Pkn tidak diharapkan memberikan materi dan informasi tidak ditunjang oleh factual.
b.      Siswa
Faktor yang menyebabkan tidak berjalannya PBM demokrasi dari diri siswa adalah motivasi belajar yang rendah, intelegensi siswa, kebiasaan yang buruk dan rasa kurang percaya diri.



1 komentar: