Sabtu, 11 Oktober 2014

La Tahzan

Mendengar kabar bahwa kalian sedang melaksanakan KKN di Nanggerang, membuat saya mengingat masa itu. Masa dimana saya berada diposisi kalian. Entah harus bagaimana saya mengungkapkan perasaan itu.
Pernahkah kalian berada pada titik nol? Bahkan mungkin posisi saya pada waktu itu berada jauh dibawah titik nol. Titik dimana saya merasa lelah, kecewa, marah bahkan merasa diri tak lagi berharga. Yang ada dipikiran saya pada waktu itu, alangkah kematian lebih baik dari pada kehidupan yang sedang saya jalani. Ya, setiap hari saya hanya memikirkan bagaimana kelak malaikat izroil menjemput saya. Gila? Mungkin. Pada waktu itu akal sehat saya memang sedang terluka. Berada di desa yang jauh dari keramaian. Berbekal luka hati yang amat dalam.
Hamparan sawah dan gunung nan luas hanya dapat membuat saya menangis meratapi semua yang telah terjadi. Angin membuat mata saya berair. Sungai dengan air nan jernih dan bebatuan disekelilingnya membuat saya berpikir bagaimana rasanya jatuh kedalam sana dan terbawa arus. Mengenang semua itu membuat pelangi muncul di sudut mata saya ketika menulis.
Seringkali saya pergi ke pasar dengan mengendarai sepeda motor. Setiap saya berada di jalan, saya tak pernah menyadari berapa lama saya menyusuri jalanan. Yang saya ingat hanya ketika berangkat dan kembali. Selebihnya entah apa yang saya pikirkan selama perjalanan selain beberapa kecelakaan lalu lintas yang seringkali terjadi.
Betapa Allah sangat menyayangi saya. Semua yang saya pikirkan atau saya inginkan disana tak pernah terjadi. Seiring berjalannya waktu, anak-anak dusun Nanggerang membuat saya kembali menyadari betapa indahnya hidup ini. Beberapa kesalahan mungkin saja terjadi, tapi semuanya masih bisa kita perbaiki. Ternyata, ketika rasa kecewa itu datang, Allah sengaja mengirim saya ke dusun Nanggerang melalui program KKN. Jauh dari keramaian, namun dekat dengan keceriaan.
Tanpa terasa, semuanya telah jauh berlalu. Entah berapa ratus hari yang telah saya lalui sejak saat itu. Kenyataan sampai sekarang saya masih baik-baik saja, selalu menjadi lebih baik, dan akan tetap berusaha melakukan yang terbaik.
Dari pengalaman itu saya mendapatkan pelajaran berharga. Ketika terjatuh, kecewa dan terpuruk, ingatlah bahwa semuanya akan berlalu. Memang tidak mudah untuk melewatinya, tapi terus meratapinya juga bukanlah solusi. Hidup ini terlalu berharga untuk disiakan. Di depan, jalan indah selalu menantimu. Ingatlah selalu bahwa setelah hujan yang deras, akan ada pelangi yang indah. Semoga bermanfaat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar