Sabtu, 11 Oktober 2014

Perjuangan Tiada Batas

Ketika semua orang berharap kehidupannya bahagia, Pak Dian mengingatkan mahasiswanya bahwa kehidupan ini tidak selamanya indah.
Akhirnya jadilah cerita ini :)


Sukma dan SD Negeri Harapan

Hari masih sangat pagi tapi orang-orang sudah berjalan kesana kemari. Terlihat di depan cermin sukma tengah sibuk mengenakan kebaya warna birunya. Ibu sukma yang telah selesai berhias turut membantu sukma merapikan pakaiannya. Dari kejauhan ayah sukma yang telah selesai merapikan pakaian menunggu dengan sabar.
Mereka semua tengah mempersiapkan diri untuk menghadiri acara wisuda. Setelah empat tahun kuliah akhirnya sukma di wisuda. Sukma merupakan anak sulung dikeluarganya. Selain itu sukma merupakan orang pertama yang menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi di keluarga besarnya. Keluarga sukma menyimpan harapan yang besar pada sukma. Mereka semua berharap sukma meraih kesuksesan dan dapat merubah kehidupan keluarganya.
Bertempat di sebuah motel kecil sukma bersama kedua orang tuanya menginap sehari sebelum wisuda diadakan.  Waktu menunjukkan pukul 08.00 tepat. Sukma dan kedua orang tuanya selesai berhias dan mereka siap berangkat menuju tempat wisuda.
Sukma duduk dibarisan depan. Sejak semester pertama IPK sukma memang selalu tinggi. Walaupun setiap hari disibukkan oleh kegiatan organisasi di BEM tapi sukma dapat membagi waktu dengan baik sehingga sukma dapat berprestasi di beberapa tempat sekaligus.
Wisuda itu berakhir dengan tangis bahagia. Betapa bangganya kedua orang tua sukma melihat anaknya telah menyandang gelar Sarjana Pendidikan.
Satu minggu telah berlalu. Tapi sukma masih diam di rumah. sukma berencana untuk mengikuti ujian CPNS. Sukma sangat berharap bisa menjadi seorang PNS.
Selain mengikuti Tes CPNS, sukma juga mengikuti SGI. Sukma berharap jika Ia tidak lulus Tes CPNS setidaknya sukma bisa mengabdi di daerah terpencil.
Malang memang, tidak satupun dari keinginan sukma yang terwujud. Sukma tidak tahu kenapa dia tidak lolos Tes CPNS. Padahal temannya bisa lolos Tes CPNS bahkan tanpa mengikuti seleksi sama sekali. Walaupun demikian sukma menerima semuanya dengan ikhlas. Tadinya sukma berharap untuk mengikuti SGI, mengabdi menjadi guru ke pulau terpencil. Sebenarnya sukma sudah lolos seleksi SGI. Tapi sayang sekali kedua orang tua sukma tidak mengijinkan sukma untuk mengabdi di daerah terpencil.
Dua minggu berlalu. Akhirnya sukma memutuskan untuk melamar ke beberapa sekolah swasta. Kenyataan memang tidak semudah yang sukma bayangkan. Ternyata untuk melamar menjadi seorang guru nilai tidak terlalu dipertimbangkan. Kebanyakan yang diterima adalah orang yang memiliki kedekatan. Dengan alasan ini dan itu sukma mendapat penolakan dari beberapa sekolah yang Ia datangi.
Setelah satu bulan melamar kesana kemari akhirnya sukma diterima menjadi sukwan di SD Negeri Harapan 1. Selain menjadi seorang guru di SD tersebut, sukma juga membuka rumah kursus.
Satu bulan berlalu. Sukma telah mengajar dengan baik di sekolah tersebut. Ketika semua orang tengah bergembira mendapatkan gajinya, sukma di panggil keruang Kepala Sekolah. Disana ia mendapatkan sebuah amplop. Sebelum menyerahkannya pada sukma, Kepala Sekolah meminta maaf apabila isinya tidak sesuai dengan harapan sukma. Dari awal memang sekolah tidak berniat untuk menerima seorang sukwan. Tapi karena sekolah memang kekurangan guru akhirnya terpaksa sekolah menerima sukma. Dari pemerintah memang tidak ada gaji untuk seorang pegawai sukwan. Gaji yang di berikan pada sukma merupakan patungan dari para guru yang ada di SD tersebut, termasuk Kepala Sekolah.
Sesampainya dirumah sukma membuka amplop yang diterimanya. Rp 300.000,- “Alhamdulillah..... akhirnya inilah gaji pertamaku”. Sukma menangis bahagia. Semua uang yang didapatkan sukma, sukma berikan pada kedua orang tuanya. Yang menjadi uang saku sukma selama ini adalah penghasilannya dari menbuka rumah les. Tidak banyak memang. Lima belas ribu sehari. Tapi uang itu selalu cukup untuk sukma.
Tiga tahun sudah sukma menjadi seorang sukwan. Berbagai prestasi telah diraihnya. Selama menjadi seorang guru, sukma selalu mengajak muridnya untuk mengikuti beberapa perlombaan. Dari beberapa perlombaan murid sukma berhasil menjadi juara. Sayangnya semua prestasi yang diraih sukma tetap tidak merubah kondisi ekonomi keluarganya.
Ayah, ibu dan sanak saudara sukma mulai kecewa padanya. Pikiran mereka sama “Seorang sarjana pendidikan ko hidupnya susah!” kata-kata itu awalnya tidak pernah dipedulikan sukma. Namun, lama-kelamaan kata-kata itu semakin sering terdengar.
Sibuk mengejar cita-cita membuat sukma menyampingkan kehidupannya. Usianya kini 25 tahun. Di daerah sukma perempuan seusia itu seharusnya sudah memiliki anak. Orang yang ditunggu sukma sejak empat tahun terakhir kini telah menikah dengan orang lain. Sukma tidak bisa berbuat apa-apa. Dia mengikhlaskan semua yang terjadi padanya. Kekecewaan yang dialami oleh sukma, turut dirasakan pula oleh ibunya. Melihat keadaan anaknya, akhirnya ibunya menjodohkan sukma dengan seorang pemuda bernama jaka. Jaka bekerja sebagai petani. Dia sangat rajin. Tentu saja sukma tidak bisa menolak keinginan ibunya itu.
Akhirnya sukma menikah dengan jaka. Kehidupan sukma sangat sederhana. Dia tinggal disebuah rumah panggung sederhana yang terbuat dari bambu dan kayu. Setahun menikah sukma dikaruniai seorang anak laki-laki. Keluarga kecilnya sangat bahagia meskipun dengan kehidupan yang sangat sederhana. Meskipun hampir setiap hari sukma dan keluarga kecilnya mengalami kesulitan ekonomi, tapi Sukma tetap bertahan menjadi seorang sukwan. Karena hanya itulah yang dapat sukma lakukan. Sukma berharap suatu saat nanti ia akan menjadi seorang PNS. Karena berbagai tugas yang kini menyibukkannya, akhirnya membuat sukma harus merelakan rumah les yang dulu dirintisnya.
Hari ini adalah hari ulang tahun sukma. Jaka berniat untuk membelikan sebuah hadiah sederhana untuk sukma istrinya. Dibelinya sebuah cincin. Dari sana ia hendak pulang dan menemui istri tercintanya. Malang memang, dalam perjalanan pulang jaka kecelakaan. Angkutan umum yang dinaikinya terjungkal setelah menabrak sebuah bus kota.
Kado ulang tahun yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Sukma harus kehilangan suaminya di hari bahagianya. Didepan jenazah suaminya, sukma memeluk erat Rifki anak semata wayangnya sambil memikirkan bagaimanakah kehidupan yang akan dijalaninya setelah kepergian suaminya itu.
Sebulan berlalu, ketika itu sukma selesai mengajar di kelas dua. Tiba-tiba kepala sekolah memanggilnya. Kepala sekolah memberikan gaji sukma seperti biasa.
Sesampainya dirumah sukma membuka amplop yang ia dapatkan. Seperti biasa Rp 300.000,00 uang yang harus digunakan oleh sukma dan anaknya selama satu bulan. Sukma mengelus dada. Ia berharap uang itu cukup untuk dia dan anaknya.
Sukma mulai berpikir untuk membuka usaha. Ia ingin memperbaiki ekonomi keluarganya. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Satu minggu setelah sukma berencana membuka usaha, tiba-tiba terdengar ada Tes CPNS lagi. Kali ini sukma bertekad untuk lolos seleksi itu. Akhirnya sukma mendaftarkan dirinya. Ia siapkan segala persyaratan dengan rinci. Kemudian sukma mengikuti semua tes hingga akhir dengan segala hal terbaik yang dapat ia lakukan.
Hari yang ditunggu sukma akhirnya tiba. Hari dimana pengumuman hasil Tes CPNS yang diikutinya. Dari koran sukma melihat namanya menjadi salah satu dari ribuan orang yang lolos Tes CPNS. Sukma sangat senang. Ia  segera pulang kerumah dan memeluk Rifki anaknya. “Nak, mamah akan menjadi PNS. Kehidupan kita akan berubah. Mamah akan membelikanmu pakaian yang bagus! Mamah sangat menyayangi Rifki....” sambil menangis sukma terus mengatakannya berulang-ulang. Rifki hanya terdiam hingga kemudian Rifki ikut menangis dan memeluk sukma ibunya.
Hari ini sukma hendak mengambil SK PNS nya. Sesampainya di dinas pendidikan sukma langsung menemui petugas yang mengurusi SK nya. Disana sukma langsung membereskan semua administrasi yang diminta sebelumnya. Wajahnya terlihat sangat bahagia. Sebentar lagi kehidupannya akan berubah.
Sukma masih menunggu. Petugas yang ada dihadapannya sedang membuka berkas yang diberikan oleh sukma. Setelah itu dia memandang ke arah sukma dan berkata “Berkasnya sudah saya terima, ini administrasi yang harus ibu selesaikan selanjutnya!” Sebuah kwitansi senilai Rp 65.000.000,00.
Ternyata SK sukma baru akan keluar setelah ia membayar uang itu. Waktu yang diberikan pada sukma hanya satu minggu. Jika sukma tidak segera membayarnya, sukma harus merelakan SKnya.
Hal itu ternyata harus terulang lagi. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sukma tetap harus membayar uang yang sangat besar untuk menjadi seorang Pegawai Negeri. Tadinya sukma pikir praktik seperti itu sudah tidak ada mengingat presiden yang telah berganti. Tapi ternyata semuanya tetap saja sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Akhirnya sukma seorang lulusan Sarjana Pendidikan lulusan terbaik harus menjalani kehidupan sebagai seorang sukwan di SD Negeri Harapan 1 dengan penghasilan Rp 300.000,00 per bulan dan berjuang seorang diri menghidupi keluarga kecilnya.
Sukma kembali menjalani rutinitasnya mengajar di SD Negeri Harapan 1. Seperti biasanya sukma mengajar dengan penuh semangat dan memberikan yang terbaik untuk murid-muridnya. Kesedihan dalam hatinya tidak pernah nampak dan terlihat oleh orang-orang disekelilingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar